Bentuknya yang apik dan warnanya yang menarik pasti membuat anak-anak melirik. Namun kandungan bahan kimianya bisa mengancam kesehatan mereka, lo!
Anak kecil mana, sih, yang tak menyukai aneka peranti dari plastik? Dari mainan sampai botol minum dan tempat bekal, semuanya terbuat dari plastik. Kalau si kecil tertarik dengan aneka bentuk dan warnanya, orang tua umumnya fanatik pada segi kepraktisan, daya tahan, sekaligus harganya yang relatif terjangkau dibanding benda serupa dari materi lain.
Namun waspadalah, plastik juga memiliki sederet kelemahan, di antaranya tak kuat panas. Akibat panas ini terjadilah perpindahan komponen kimia yang bisa mencemari makanan dan minuman di dalamnya. Sudah barang tentu, pencemaran ini berakibat buruk pada kesehatan.
PROSES DAUR ULANG
Mengenai hal tersebut, ahli kimia dari Universitas Indonesia Dr. Agus Nurhadi DEA, menegaskan orang tua harus selektif memilih wadah makanan dan minuman berbahan plastik. Ia menjelaskan, bahan plastik sebenarnya berasal dari hasil proses daur ulang yang terdiri atas berbagai zat. Biasanya unsur kimia yang terkandung di dalamnya antara lain Polyethylene (PE), Polyethylene Terephthalate (PET), Polypropylene (PP) atau Polyvinyl Chloride (PVC).
Selain unsur-unsur kimia tadi, dalam proses pembuatan plastik pun umumnya ditambahkan zat-zat aditif agar penggunaannya tahan lama, di antaranya thermal stabilizer, ultra violet stabilizer atau sejumlah antioksidan. "Plastik pada dasarnya sulit sekali diproses tanpa adanya campuran sejumlah senyawa kimia yang ditambahkan saat diolah menjadi produk. Jadi, bahan plastik yang merupakan bahan baku wadah makanan bukanlah murni plastik," begitu ia memberi alasan.
Sementara, agar produk plastik memiliki tekstur licin dan mudah dilenturkan, ke dalam "adonannya" juga dicampurkan sejenis bahan pelembut yang disebut plastikizers. Kelenturan inilah yang memungkinkan plastik tampil dalam aneka bentuk. Kemudian, agar plastik yang sudah dibentuk tadi menjadi kaku ditambahkan lagi zat yang disebut filler.
PENGETAHUAN MINIM
Sayangnya, pengetahuan awam mengenai plastik boleh dibilang minim sekali. Tak sedikit anak yang dibekali susu atau air minum panas dalam termos plastiknya. Padahal, plastik yang terkena air yang panas dipastikan akan memuai dan ini dikhawatirkan akan mengontaminasi makanan yang berada di wadah itu.
Nurhadi melanjutkan, wadah yang berbahan polypropylene atau polyethylene dapat rusak bila diterpa panas matahari dalam jangka waktu lama. Bila ini terjadi, air yang berada di dalamnya tak layak lagi untuk diminum karena sudah terkontaminasi dan dikhawatirkan bakal meracuni tubuh. Itulah mengapa, ia menganjurkan untuk segera membuang botol air mineral segera setelah air di dalamnya habis. Jangan sampai dituangi air berkali-kali, apalagi dengan air panas.
Ancaman bahaya tersebut, sebetulnya tergantung pada jenis bahan baku yang digunakan, termasuk jenis aditif atau bahan pencampurnya. Yang mengandung PVC, contohnya, bila terbakar akan mengeluarkan gas HCl yang bisa meracuni tubuh. Itulah sebabnya wadah plastik semacam ini tidak boleh dibakar. Bahkan, senyawa Vinyl Chloride Monomers (VCM) yang ditambahkan dalam pengolahan plastik jenis PVC akan berakibat fatal jika masuk ke dalam tubuh. Di antaranya merusak paru-paru, limpa dan kelenjar endokrin, serta bisa menyebabkan kanker hati.
"Di Amerika Serikat," ujar Nurhadi, "pernah dilakukan penelitian terhadap plastik jenis PVC yang ternyata terbukti mengeluarkan bahan kimia DEHA (Diethylhexyl Adipate) ke dalam makanan. Berdasarkan studi yang dilakukan terhadap hewan percobaan, terbukti unsur kimia ini dapat memicu kanker, mengganggu sistem reproduksi dan amat berpeluang menimbulkan kecacatan dan kerusakan mental pada janin." Bisa dibayangkan, betapa berbahayanya bahan kimia ini.
PATUHI STANDAR PRODUKSI
Menurut Nurhadi, sebetulnya bahan utama pembuat plastik itu sendiri bersifat tak mudah diurai, sehingga keberadaannya di dalam tubuh tak mudah dicerna. Yang membahayakan justru zat-zat aditif dan antioksidan yang terkandung di dalamnya. Persenyawaan zat-zat kimia itulah yang dapat diserap tubuh dan menimbulkan kerusakan serta gangguan pada kesehatan. Belum lagi jika sampai ada campuran plumbum (Pb) atau timah hitam dalam kandungannya. Timah hitam ini bisa meracuni dan merusak jaringan otak.
Namun, di lain pihak Nurhadi mengatakan agar masyarakat tak perlu kelewat khawatir. Sebab, pihak produsen seharusnya sudah mematuhi standar produksi dimana wadah-wadah plastik yang digunakan masyarakat luas harus sudah teruji kelayakan pakainya, hingga aman bagi tubuh.
Di sini, proses pembuatan wadah plastik harus mengikuti sejumlah persyaratan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). "Senyawa kimia dalam wadah plastik, terutama karakter zat aditifnya mesti dipilih yang aman bagi penggunanya. Terlebih wadah yang memang diperkirakan akan sering bersentuhan dengan air panas."
TIPS MEMILIH WADAH PLASTIK
Berikut langkah-langkah yang disarankan Nurhadi agar tak salah memilih wadah plastik berkualitas rendah:
* Sebelum menggunakan, terlebih dulu cium aromanya. Jika bau plastiknya tercium begitu menyengat atau berbeda dengan bau plastik pada umumnya, segera sisihkan dan jangan gunakan. Dikhawatirkan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya bukan tergolong zat yang aman. Kemungkinan lain, proses peramuannya kurang bagus, hingga malah mengundang racun bagi tubuh.
* Amati warna wadah plastik yang digunakan. Cermati bila setelah penggunaan berkali-kali warnanya kian pudar, pucat, redup atau tak seperti warna semula ketika baru beli. Perubahan warna tersebut diakibatkan reaksi zat aditif dalam plastik yang kemungkinan besar akibat terlalu sering terkena air panas/mendidih.
* Plastik yang tergolong bagus biasanya memiliki permukaan yang halus, licin dan tampak transparan. Nah, jika permukaannya berubah jadi buram atau kasar, sebaiknya jangan gunakan lagi.
* Untuk menjamin produk yang dibeli, jangan pilih wadah plastik yang sudah tampak rusak. Jika masih belum yakin, sesampai di rumah cobalah masukkan ke dalam air mendidih. Perhatikan apakah ada perubahan bentuk, warna atau bagian permukaannya. Bahan plastik yang berkualitas biasanya tak akan rusak bila dimasukkan ke dalam air mendidih sekalipun.
* Jangan jadikan wadah plastik sebagai tempat makanan berminyak. Dikhawatirkan proses kimiawi yang terjadi antara minyak dan plastik bisa meracuni tubuh.
* Batasi pemakaiannya untuk menyimpan makanan-makanan kering saja.
* Supaya lebih aman, pilihlah produk-produk wadah plastik yang memang didesain khusus untuk menyimpan minuman/makanan panas, meski biasanya produk semacam ini tergolong mahal.
Dukutip dari Hilman Hilmansyah.
0 Comments:
Posting Komentar